I. PEMBINAAN PRAMUKA
Sebagai
suatu gerakan, semua anggota Gerakan Pramuka semua turut berperan,
turut bergerak aktif menjadi pemain dan tidak ada yang menjadi penonton.
Di sisi lain sebagai Gerakan Pendidikan, kesemuanya harus mengandung
unsur-unsur pendidikan dan tidak melanggar norma-norma pendidikan.
Berbagai
ketentuan yang diciptakan maupun segala kegiatan yang dilakukan adalah
untuk mendidik anggotannya. Setiap kegiatan mempunyai maksud dan
nilai-nilainya sendiri yang sering tidak dimengerti orang luar.
Membina
berarti memberi arah dan bimbingan, yang dilakukan oleh Pembina secara
terus menerus. Pembinaan merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu.
Kesemuanya diusahakan ditanamkan melalui latihan-latihan, sehingga
kesemuanya tumbuh dari dalam, tidak dari luar dipaksakan. Sesuatu
dilakukan karena memang harus dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan.
Latihan-latihan yang dilakukan pada hakekatnya dapat dibagi ke dalam empat golongan, yaitu :
a. Karakter
Watak
atau karakter adalah sesuatu yang penting, baik untuk bangsa maupun
warga negaranya sebagai individu. Karakter ini akan menentukan jalan
hidup seseorang. Bibitnya sudah ada dan tinggi ditumbuhkembangkan.
Seorang sarjana pernah mengatakan, “When wealth is lost, nothing is
lost. When character is lost, everything is lost.” (Jika kekayaan
hilang, tidak ada yang hilang. Jika kesehatan hilang, sesuatu terasa
hilang. Jika karakter hilang, segalanya pun hilang dan musnah).
Karakter
dilatih melalui Satya dan Darma Pramuka, sistem beregu, tanggungjawab
pemimpin, permainan bersama yang dilakukan dengan jujur, berkemah dan
sebagainya.
b. Kesehatan dan Kekuatan
Nilai
suatu kesehatan yang baik dan kekuatan jasmaniah untuk menikmati hidup
adalah tak ternilai. Kita tidak dapat sejahtera bila tidak sehat.
Kegiatan di alam bermain di luar, pengembaraan atau hiking akan membuat
seseorang sehat dan kuat secara alami dan tidak secara artificial.
c. Keterampilan dan Kecerdasan
Banyak
material pada waktu ini yang terbuang karena pekerjaan yang tidak
efisien, disebabkan kurang keterampilan dan kecakapan. Keterampilan dan
kecakapan atau kecerdasan ini membuat seseorang akan lebih berguna dalam
berbakti kepada sesama. Kegiatan di luar seperti berkemah, pionering,
membuat jembatan adalah langkah-langkah untuk membekali diri supaya
dapat berguna bagi sesama. Tanda Kecakapan Khusus merupakan usaha untuk
merangsang potensi yang terpendam sehingga tersalurkan ke dalam hobi
atau keterampilan.
d. Berbakti kepada sesama
Bila
kita telah menjadi warga negara yang sehat dan bahagia dengan tujuan
menjadi seorang individu yang baik, maka ia adalah egoistis. Pembentukan
karakter, peningkatan kesehatan dan kekuatan adalah untuk membekali
diri agar dapat berbakti kepada sesama. Tujuan kepramukaan adalah untuk
meningkatkan standar dari warga negara kita di masa datang, terutama
dalam karakter dan kesehatan, untuk menggantikan AKU menjadi BAKTI (The
aim of Scouting is to improve the standard of our future citizenhood,
aspecialy in character and healt to replace self by service).
Jangan dilupakan bahwa proses pendidikan ini harus dilakukan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
Hal
ini merupakan ciri yang esensial, jika tidak ada, maka gerakan ini
bukanlah gerakan pendidikan kepramukaan atau kepanduan, walaupun
anggota-anggotanya berseragam, memakai tanda pangkat atau kecakapan
serta melakukan kegiatan-kegiatan seperti Pramuka.
II. PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
Pemuda
usia Penegak (16-20 tahun) adalah merupakan masa pemuda yang masih
berkembang, emosi mudah berubah dan sanggat dipengaruhi oleh lingkungan
hidupnya. Masa ini merupakan masa mencari identitas diri dengan meniru
sikap dan tingkah laku seseorang yang dikaguminya. Ia membutuhkan
seseorang yang dapat dipercaya untuk mencurahkan perasaan dan pikiran
serta memperoleh keyakinan akan keputusan yang diambilnya.
Usia
Pandega (21-25 tahun) sudah harus dipandang sebagai orang dewasa muda.
Masa yang telah mengarah pada kematangan dan kemantapan berpikir, sikap
serta tindakan yang realistis, kritis dan analistis. Masa yang
terpengaruh jiwa pertualang (adventurir) dan keinginan untuk merobak
hal-hal yang dinilainya tidak sesuai lagi. Usia ini membutuhkan dukungan
yang membesarkan semangat serta menghendaki kejelasan dan keterbukaan
dalam segala hal. Usia yang mengarah pada pemikiran mengenai status
dalam masyarakat dan ketetapan dalam cita-citanya.
Memperhatikan
hal tersebut, jelaslah bahwa masa Pramuka Penegak adalah masa yang
labil, sedang masa Pramuka Pandega adalah masa menuju kemantapan.
Pengaruh lingkungan sangat besar, mempengaruhi baik buruk dirinya.
Usia
tersebut adalah masa seseorang ingin menunjukan kedewasaan dirinya.
Oleh karena itu mereka diberi keleluasaan bergerak sendiri. Mereka
merencanakan dan melaksanakan aktivitasnya sendiri sehingga merasakan
salah benarnya untuk mengetahui jalan mana yang seharusnya ditempuh.
Pembina lebih berperan sebagai pendamping, yang menempati posisi lebih
sukar. Di satu pihak ia harus mengusahakan agar peserta didik agar para
peserta didiknya dapat berkembang maju atas upayanya sendiri dan dilain
pihak ia harus ingat bahwa ia bertanggungjawab untuk tercapainya tujuan
Gerakan Pramuka sebagi suatu gerakan pendidikan, yang mempunyai aturan
main yang khas.
III. PEMBINAAN GOLONGAN PENEGAK DAN PANDEGA
1. Rovering To Success
Golongan
Pramuka Penegak dimulai tahun 1918, empat tahun kemudian (1992), Baden
Powell menulis buku berjudul “Rovering To Success”. Buku ini kemudian
disadur oleh Kak. Hs.Mutahar, dengan judul “Mengembara Menuju Bahagia”
untuk para pemuda di Indonesia. Baden Powell mengambil ibarat seorang
pemuda sedang mencapai citia-citanya, dengan seseorang yang sedang
mengayuh kolek (perahu untuk satu orang/canoe) menuju pantai bahagia. Ke
mana kolek itu menuju, ada pada orang tersebut. Menurut Baden Powell
kelemahan para pemuda adalah mudah terpengaruh oleh orang lain, sehingga
terbawa pada hal-hal yang buruk. Ada lima karang yang akan menghalangi
jalan koleknya, yaitu :
- karang Minuman Keras
- Karang Judi
- Karang Wanita
- Karang Munafik (tidak ber-Tuhan)
- dan Karang Burung Kukuk (terpengaruh pada pertualangan politik).
Jika
tidak hanya mengikuti arus saja, maka dapat dipastikan akan kandas di
salah satu karang. Kesukaran dan bahaya selalu mengancam sehingga perlu
hati-hati dan gembira serta putus asa dalam menempuhnya. Tiap karang
akan mempunyai sisi gelap (bila kandas di sana) dan sisi terang (manfaat
yang didapat karena dapat menghidarinya). Dengan demikian maka yang
menjadu hasil dari latihan kepenegakan dan kepandegaan adalah
kemandirian, tidak saja secara ekonomi, tetapi juha dalam bersikap.
2. Persaudaraan untuk hidup di luar dan bakti
Ungkapan
ini dikemukakan oleh Baden Powell untuk menerangkan mengenai golongan
Penegak dan Pandega. Kata persaudaraan mengambarkan ikatan dan hubungan
yang ada diantara Penegak dan Pandega. Sedangkan hidup di luar
menunjukan bagaimana aktivitas itu dilakukan dan bakti menunjukan tujuan
dari kegiatan yang dilakukan.
3. Maksud Latihan
a. Melanjutkan latihan yang telah diberikan pada golongan Siaga dan Penggalang sesuai usia Penegak atau Pandega.
b. Mengisi masa muda yang sedang mengenal dirinya, dalam mengembangkan watak dan kekuatan jasmani dan rohani.
c. Membantu mereka untuk melaksankan Tri Satya dan Dasa Dharma dalam pergaulan sehari-hari, terutama di luar Gerakan Pramuka.
4. Manfaat yang didapat
a. Memupuk sikap mandiri
Kepenegakan/kepandegaan
adalah latihan ke arah berdikari. Ia dilatih untuk tidak menjadi beban
orang lain, bahkan diharapkan dapat sebanyak mungkin menolong orang
lain.
b. Mempuku rasa persaudaraan
Persaudaraan adalah ras bersatu, insaf akan bekerja sama untuk maksud dan cita-cita yang sama.
Ambalan/Racana
tidak mengenal saling mencela, melaikan suatu persaudaraan yang saling
percaya, tolong menolong dan saling membantu. Dengan demikian dapat
menghilangkan “rasa aku” (egoisme) dengan jiwa kebersamaan dan gotong
royong.
c. Mempertebal kepercayaan kepada Tuham dan memupuk rasa cinta lingkungan
Dengan
melakukan latihan “hidup di luar” ia diharapkan mampu untuk menguatkan
kemauan, tidak lekas putus asa, membangun rasa keindahan dan sekaligus
mempertebal kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan belajar hidup
“di luar”. Ia akan dapat menghayati makna dan kebesaran ciptaan Tuhan.
Kesemuanya akan meneguhkan hati dan kemauan sehingga ia tegar dalam
menghadapi kesulitan-kesulitannya.
d. Menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan
Yang
diutamakan dalam latihan adalah pembinaan jiwa dan mental. Dengan
mengikuti latihan tersebut, ia telah melakukan suatu “Pendidikan diri
sendiri” dengan jalan saling tukar menukar dan menambah pengetahuan
serta pengalaman masing-masing.
e. Menentukan sikap hidup
Dengan
bergabung dengan golongan Penegak/Pandega, ini berarti telah
menyanggupi, memilik dan menentukan cara dan sikap hidup yang diamalkan
Penegak/Pandega.
Segala
secara latihan dan pekerjaan yang dilakukan diarahkan untuk
meningkatkan mutu pribadi yang berguna. Tri Satya dan Dasa Dharma tidak
lagi menjadi ucapan mulut, melainkan diwujudkan dalam tindakan.
5. Dengan
demikian, jelaslah bahwa seorang Penegak/Pandega dibina untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka. Sikap dan perilaku senantiasa diarahkan pada:
a. Persiapan menghadapi kehidupan yang sebenarnya sebagai seorang yang dewasa.
b. Menghayati makna hidup yang sesungguhnya, yaitu memperoleh kebahagian dengan jalan membuat orang lain bahagia.
Pribadi-pribadi
yang mandiri, di tengah berbagai pengaruh yang kerap kali negatif.
Itulah yang diharapkan. Sebab merekalah yang diharapkan oleh negaranya
dan serta bangsanya.
IV. PETA PERJALANAN
1. Peta
perjalanan bakti Pramuka Penegak/Pandega adalah jenjang-jenjang yang
ditempuh oleh seorang pemuda selama aktif sebagai seorang Pramuka
Penegak/Pandega.
2. Tujuan
adanya peta perjalanan ini adalah untuk menumbuhkan sikap kedewasaan
secara bertahap, dengan makin mendekatkanya dengan tujuan
kepenegakan/kepandegaan seperti diuraikan dimuka.
3. Peta
perjalanan bakti Pramuka Penegak terdiri atas 4 bagian, yaitu masa
tamu, masa calon, masa Penegak Bantara, masa Penegak Laksana. Sedangkan
peta perjalanan bakti Pramuka Pandega terdiri dari masa calon dan masa
Pandega.
4. Visualisasi peta perjalan bakti tersebut dapat dilihat pada lampiran tulisan ini.
V. KENDALA-KENDALA DALAM PEMBINAAN
Masih
banyak kendala yang menghambat pelaksanaan pembinaan yang diharapkan.
Beberapa diantaranya akan dikemukakan untuk dipertimbangkan pemecahannya
:
1. Banyak
pembina dan para Penegak/Pandega tidak memahami tujuan latihan
Penegak/Pandega beserta proses pembinaan yang dilakukan pada mereka.
2. Banyak
pembina yang kurang mendalami kepenegakan/kepandegaan dan pembinaanya,
sehingga mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan peserta didiknya.
3. Perubahan
masa/keanggotaan di Ambalan/Racana tidak di proses sebagaimana
mestinya, sehingga upacara-upacaranya pun menjadi kehilangan/kering
maknanya sendiri.
4. Pembina
Pramuka sering/banyak yang tidak sesuai dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dan Sistem Among, dan menggunakan
cara pembinaan organisasi lain yang berbeda palsafah dan tujuannya
dengan kepramukaan.
5. Pembina
dilakukan secara massal dan kurang menumbuhkan kebanggaan dan perhatian
pada perkembangan perorangan, sehingga kebanggaan menjadi
Penegak/Pandega hilang.
PETA PERJALANAN PRAMUKA PENEGAK
KORPS PEMBINA
|
RACANA PANDEGA
|
MENGABDI DI MASYARAKAT
|
21 TAHUN
| ||
MASA PERSIAPAN
|
UCAPARA PELEPASAN PENEGAK
| |
- Pencapaian T Garuda
| ||
- Pengabdian pada masyarakat
| ||
(bina masyarakat)
| ||
PENEGAK
|
- Penempuhan kursus/latihan
| |
LAKSANA
|
- Bakti akhir di Satuan dan Kwartir
| |
- Penempuhan SKK
| ||
- Latihan di Ambalan/SAKA
| ||
MASA LATIHAN DAN BAKTI
|
UPACARA KENAIKAN TINGKA T
| |
- Masa penantian upacara
| ||
- Masa perjalanan ketahanan diri
| ||
(survival hike 30 km pa, 20 km pi)
| ||
PENEGAK
|
Dengan menginap semalam
| |
BANTARA
|
- Penugasan sebagai pendamping
| |
- Bakti awal di Satuan dan Kwartir
| ||
(bina satuan)
| ||
- Penempuhan SKU dan SKK
| ||
- Latihan di Ambalan/SAKA
| ||
MASA PERSIAPAN
|
UPACARA PELANTIKAN T BANTARA
| |
- Malam persiapan
| ||
- Renungan jiwa
| ||
CALON
|
- Perjalan spiritual, 7 km pa, 5 km pi
| |
PENEGAK
|
- Kewajiban dan pantangan
| |
- Bimbingan pendamping
| ||
- Penempuhan SKU
| ||
- Latihan di Ambalan
| ||
MASA PERCOBAAN
|
UPACARA PENERIMAAN CALON
| |
- Pernyataan meneruskan
| ||
TAMU
|
- Pengenalan dan penyesuai terhadap
| |
AMBALAN
|
Ambalan dan Adat Ambalan
| |
- Mengikuti latihan
| ||
PENGGALANG
|
BUKAN PENGGALANG
| |
PETA PERJALANAN PRAMUKA PANDEGA
KORPS PEMBINA
|
RACANA PANDEGA
|
MENGABDI DI MASYARAKAT
|
26 TAHUN
| ||
MASA PENGABDIAN
|
UCAPARA PELEPASAN PANDEGA
| |
PENGEMBANGAN
|
- Pencapaian D Garuda
| |
KEPEMIMPINAN
|
- Bakti di masyarakat
| |
PANDEGA
|
- Bakti di Satuan dan Kwartir
| |
- Penempuhan kursus/latihan
| ||
- Penugasan sebagai pendamping
| ||
- Penempuhan SKK
| ||
- Latihan di Racana/SAKA
| ||
MASA PERSIAPAN
|
UPACARA PELANTIKAN D
| |
TAHAP AKHIR
|
- Malam persiapan
| |
- Renungan Pandega
| ||
- Perjalan pengembaraan bakti
| ||
CALON
|
- Mengikuti KMD
| |
PANDEGA
|
- Membantu Pembina di Satuan
| |
Siaga/Pengalang/Penegak
| ||
- Bimbingan pendamping
| ||
MASA PERSIAPAN
|
- Penempuhan SKU
| |
TAHAP AWAN
|
- Latihan di Racana
| |
PENEGAK
|
BUKAN PENEGAK
| |
(21 Tahun)
|
(21-25 tahun)
|