Senin, April 14, 2014

TALI TEMALI

TALI TEMALI
I. Pendahuluan
Kita mengetahui bahwa tambang atau tali banyak sekali kegunaannya di dalam kehidupan masyarakat. Di masyarakat pedesaan orang menggunakan tali untuk mengikat barang-barang miliknya, misalnya: mengikat leher ternak, membuat jemuran, merakit empyak, mengangkat balok dan lain-lain. Sedangkan bagi seorag anggota pramuka apalagi seorang mountaineer, tali adalah alat kegiatan yang utama. Oleh karena itu sebagai seorang pramuka kita harus mengenal betul jenis-jenis tali, cara pemeliharaan, macam-macam simpul ikatan sereta penerapannya.
Dari sekian banyak jenis tali, hanya sedikit sekali jenis tali yang baik untuk digunakan dalam kegiatan penjelajahan atau petualangan. Syarat utama yang dipenuhi untuk jenis tali yang baik adalah tali yang lemas dan tidak mudah putus, sedapat mungkin terbuat dari bahan-bahan tahan panas atau gesekan dan tahan air. Tali yang licin kurang baik digunakan. Tali yang terbuat dari bahan yang tidak panas atau gesekan tidak mudah aus sedang yang tidak tahan air akan cepat lapuk.
II. Pengertian Tali, Simpul, Ikatan
Dalam tali temali, kita sering mencampur adukkan antara tali, simpul dan ikatan padahal hal ini sangat berbeda sama sekali. Banyak orang sudah mengenal pengetahuan tentang tali temali, tetapi masih banyak orang yang belum dapat membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sebetulnya ada perbedaannya, yaitu:
 TALI adalah bendanya atau bisa berarti lekukan dari tali
 SIMPUL adalah hasil bentukan antara tali dengan tali
 IKATAN adalah hubungan dua buah benda dengan bantuan tali
III. Macam-macam dan Penggunaan Tali
Pada kegiatan penjelajahan atau petualang tali merupakan perlengkapan yang paling pokok dan selalu dibawa, dan apabila seorang penjelajah atau seorang pendaki tidak membawa perlengkapan tali, maka ia akan menemui kesulitan di medan. Di dalam penggunaannya terdapat bermacam-macam tali yang semuanya itu mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, tergantung jenis talinya. Dilihat dari bahannya, maka tali dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. dari bahan serat alam
a. Ambaca (serat manila) sifatnya keras dan kuat terbuat dari tumbuhan pisang-pisangan, atau dari tangkai tumbuhan. Tali ini biasanya dikenal dengan tali manila
b. Sisal, sifatnya keras, tahan terhadap air laut. Banyak digunakan sebagai tali pelindung kabel, baju berlayar dan kain karung
c. Jute (rami, goni), termasuk jenis serat yang lunak. Jika dicampur dengan serat yang keras akan menghasilkan tali yang cukup kuat
d. Rotan, biasanya dipakai pada pembuatan jembatan dan sebagainya. Tali jenis ini umumnya talinya keras tapi kuat
e. Ijuk, dibuat ari ijuk pohon aren, sifatnya kaku dan kuat serta tahan terhadap air dan panas
f. Sabut, terbuat dari sabut kelapa, kuat tahan air, tapi tidak baik untuk tali temali
g. Dan lain-lain
2. dari bahan serat buatan, yaitu seratnya dibuat untuk keperluan tertentu. Serat buatan ini mempunyai kualitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan serat alam, karena sifat seratnya dapat diatur sesuai dengan kehendak si pembuat dan kegunaannya, antara lain karmantle seperi: speleo rope, climbing rope, tali pramuka dan lain-lain.
Adapun kegunaan dari tali ini antara lain:
a. untuk membuat tandu
b. untuk membuat tangga tali
c. untuk evakuasi korban
d. untukj membuat jembatan darurat dan lain-lain.
IV. Cara Memelihara Tali
Pemeliharaan atau perawatan tali ni bertujuan agar tali itu lebih tahan lama atau juga menghindari/mengurangi kerusakan.
Beberapa cara mengurangi kelapukan atau kerusakan tali:
a. Simpanlah tali pada tempat yang tidak lembab, agar tidak lapuk
b. Letakkan pada tempat tertentu, agar mudah diambil
c. Tali dikeringkan bila basah dan tempatkanlah ditempat yang sejuk
d. Digulung yang rapih, agar mudah diurai lagi bila akan digunakan
e. Dalam penyimpanan tali harus dijauhkan dari bahan-bahan kimia
f. Cucilah tali bila kotor sehabis dipakai sebelum disimpan
g. Pada saat menggulung tali jangan sampai ada tekukan tali
h. Rawatlah tali anda sebaik-baiknya.
V. Cara Belajar Tali Temali yang Baik
Untuk membuat, ikatan dan jerat serta kegunaannya diperlukan adanya:
a. Keras hati : Mengerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa rasa putus asa
b. Tangkas: Dapat mengerjakan dengan tepat dan cepat, ketangkasan dapat diperoleh dengan latihan terus menerus
c. Teliti: Ketelitian sangat penting dalam membuat simpul atau ikatan, agar pekerjaan itu bagus dan rapi serta kuat
d. Pandai memelihara tali: Menggulungnya yang benar sesuai dengan aturan yang ada, sehingga sewaktu-waktu mau digunakan dapat diurai dengan mudah dan cepat
e. Tahapan latihan:
 Membuat dengan mata terbuka
 Membuat dengan mata tertutup
 Membuat maket-maket bangunan, misalnya: menara, jembatan dll.
VI. Macam-macam Simpul Anyaman dan Ikatan
1. Simpul Pangkal
Gunanya: untuk mengikat tali pada kayu atau tiang atau untuk memulai
suatu ikatan.
Caranya:
Belitkanlah tali itu seperti gambar.
Belitkanlah ujung “a” pada tiang,
sedangkan “a” sementara itu
dipegang oleh jari tangan untuk
memudahkan masuknya “a”
2. Simpul Mati
Gunanya: Untuk menyambung dua (2) buah tali yang sama besar dan
tidak licin (kering)
Caranya:
Perhatikan baik-baik kedua ujung tali
“a” dan “b”. Ingat: apabila letak tali salah, maka simpul tersebut mudah lepas karena tekanannya kurang kuat.
3. Simpul Hidup
Gunanya:
4. Simpul Tiang
a. Tiang Tunggal
Gunanya: Untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat maih dapat
bergerak leluasa.
Caranya:
Buatlah sebuah sosok pada tali, masukkanlah ujung “a” ke dalam sosok itu, belitkanlah “a” kepada “A” dan masukkanlah ke dalam sosok itu menurut panah.
b. Tiang Berganda
Gunanya: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau
sebaliknya
Caranya:
Seperti membuat simpul tiang, hanya “a” dimasukkan dua kali ke dalam sosok
5. Simpul Anyam
a. Anyam Tunggal
Gunanya: Untuk menyambung dua (2) buah tali yang tidak sama
besar dalam keadaan kering (tidak licin)
Caranya:
Buatlah sosok pada ujung tali masukkanlah tali yang lebih kecil ke dalam sosok tersebut belitkanlah tali yang kecil itu kepada sosok tersebut dan sisipkanlah ke bawah badan tali itu sendiri, tariklah tali kecil itu.
b. Anyam Ganda
Gunanya: Untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar dalam
keadaan basah (licin)
Caranya:
Caranya menyambung sama dengan simpul anyam tunggal, tetapi belitannya dilakukan dua kali
6. Simpul Kembar
a. Kembar Tunggal
Gunanya: Untuk menyambung dua (2) buah tali yang sama besar
dalam keadaan basah (licin)
Caranya:
Pada ujung tiap tali buatlah simpul biasa, kemudian tariklah “A dan B” sehingga simpul itu lekat melekat
b. Kembar Ganda
Gunanya: Gunanya simpul ini sama dengan simpul kembar unggal,
hanya simpul ini lebih kuat dari pada simpul kembar tunggal
Caranya:
Untuk membuat simpul ini caranya sama dengan simpul kembar tunggal, hanya belitannya dilakukan dua kali
7. Simpul Erat
Gunanya: Untuk memendekkan tali tanpa memotongnya
Caranya:
Belitkanlah “b” kepada “A” dan “a” kepada “B” dan lihat hasilnya pada gambar di samping.
8. Simpul Tambat
Gunanya: Untuk menambatkan tali pada sesuatu benda dengan erat,
tetapi mudah untuk melepaskannya kembali.
Caranya:
Gambar 1 jelas, gambar 2 ujung “b” belitkan beberapa kali kepada badan tali itu kemudian tarik “a” dan tekanlah simpulnya.
Ikat tambat ini juga dapat digunakan untuk menyeret balok atau juga untuk memulai suatu ikatan.
9. Simpul Penarik
Gunanya: Untuk menarik suatu benda yang cukup besar.
Caranya:
“A” masukkan ke dalam lubang menurut panah, sehingga terjadi seperti yang nampak pada gambar 2.
10. Simpu Kursi atau Erat Berganda
Gunanya: Untuk menolong atau mengangkat orang atau benda dari
bawah ke atas atau sebaliknya.
Caranya:
Dua sosok, Tarik “A” dan “B” menurut panah, sehingga terjadilah seperti gambar 2. “a” dan “b” belitkan masing-masing kepada “A” dan “B” seperti nampak pada gambar 3 dan lihat hasilnya.
11. Simpul Tarik
Gunanya: Untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang,
dan mudah untuk melepasnya lagi.
Caranya:
Pegang “A” (bukan ujungnya), masukkan ke “L” kemudian “a” dimasukkan ke dalam sosok yang terbuat oleh “A” di atas “L” dan apabila “a” ditarik maka simpul akan terlepas seluruhnya.
12. Simpul Laso
Gunanya: Untuk menangkap binatang, makin ditarik makin kuat.
Caranya:
Buatlah simpul seoerti pada gambar pada sebuah ujung tali, kemudian ujung “A” dimasukkan melalui sosok “L” , supaya lebih cepat maka “A” itu lebih baik sudah ditaruh di sosok “L” waktu simpul itu mulai dibuat.
13. Simpul Turki
Gunanya: Untuk mengikat sapu lidi, menghias tongkat dan bila dicabut dapat digunakan untuk cincin kayu setangan leher.
Caranya:
Sisipkan “B” ke bawah “A” hingga berada di atasnya setelah itu masukkan “C” ke bawah “B”, selanjutnya anyamkanlah “C” dan “D” menurut jalinan yang telah terjadi dan lihatlah hasilnya.
14. Simpul Ujung Tali
Gunanya: Adalah agar pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas.
Caranya:
Tali “Z” ditaruh sedemikian rupa, letakkan ujung “a” sejajar tali “Z”, kemudian “a” belitkan beberapa kali pada “Z” masukkan ujung “b” ke dalam sosok “a”, tarik “a” sehingga “b” masuk ke dalam belitan.
15. Simpul Angka Delapan
Gunanya: Untuk pengakhiran jerat, pada kegiatan di medan bisa
digunakan untuk pengaman atau belay
Caranya:
16. Simpul Jangkar
Gunanya: Untuk mengikat pada tiang atau patok, mudah dilepas, kuat bila
ditarik kedua talinya.
Caranya:
17. Simpul Gulung
Gunanya: untuk diikatkan pada tali penarik, sehingga orang lain dapat membantu menarik benda-benda yang berat
18. Ikatan Palang
Gunanya: Untuk mengikat dua tiang
Caranya:
Mulai dengan simpul pangkal pada tiang “Z”, belitkanlah simpul tersebut “A” kepada “a”, belitkanlah “a” beberapa kali melalui tiang “Y” dan “Z”, setelah cukup banyak belitan yang mengikat tiang “Y” dan “Z” itu, belitan-belitan itu dibelit lagi oleh sisa “a” sehingga ikatan menjadi kuat. Dan akhiri ikatan itu dengan simpul pangkal.
19. Ikatan Silang
Gunanya: Untuk mengikat dua tiang yang bersilangan.
Caranya:
Tiang yang bersilang itu pertama-tama diikat dengan simpul tambat, tambang pengikat kemudian dibelit-belitkan beberapa kali antyara siku-siku samping dan atas da akhirnya ikatan itu ditutup atau diakhiri dengan simpul pangkal.
20. Ikatan Canggah
Gunanya: Untuk menyambung dua tiang atau untuk membuat canggah.
Caranya:
Mulai dengan simpul pangkal pada satu tiang, kemudian tali itu dibelitkan beberapa kali pada kedua tiang itu dan setelah belitan itu dibelitkan lagi dengan tali itu juga antara kedua tiang itu, dan diakhiri dengan simpul pangkal pada tiang yang lain lihat gambar 1. atau dengan menggunakan simpul ujung tali, dan terakhir diakhiri dengan simpul mati, lihat gambar 2. atau dengan menggunakan ikatan sambung silang, lihat gambar 3.
21. Ikatan Kaki Tiga
Gunanya: Untuk membuat kaki tiga.
Caranya:
Taruhlah 3 buah tongkat seperti gambar di samping, buatlah simpul pangkal pada salah satu tongkat, anyamlah tali beberapa kali seperti gambar di samping lalu belitkan tali itu antara tongkat-tongkat supaya ikatan tercekik, dan akhiri ikatan itu dengan simpul pangkal pada tongkat tengah.
22. Ikatan usung
23. Ikatan Penegang
Gunanya: Agar tali pengekang yang kendur menjadi tegang kembali.
Caranya:
Buatlah sebuah sosok pada tali yang kendur itu dan masukanlah sebatang dahan ke dalamnya. Putarlah dahan itu sehingga tali itu menjadi tegang, dan akhirnya ikatlah ujung dahan kepada tali itu.
24. Anyaman
a. Anyaman Rantai
b. Anyaman Tiga
c. Anyaman Empat
d. Anyaman Mata
e. Anyaman Ujung
f. Anyaman Pendek
g. Anyaman Buah Baju
h. Anyaman Silang
i. Cincin Kacu